Pages

Selasa, 04 Desember 2012

Ulasan Bab 16: Kepemimpinan


Bab 16: Kepemimpinan. Bab yang dua terakhir yang telah dipresentasikan oleh kelompok lain dikelas. dan disini aku akan memberi sedikit ulasan dari bab 16 ini..
yuk.. baca ulasan ini.. mungkin bermanfaat bagi kamu.. 

A. Hakikat kepemimpinan
Dari semua pemikiran dan tulisan mengenai kepemimpinan, ada tiga aspek yang menonjol : manusia, pengaruh, dan tujuan. Kepemimpinan dijalankan oleh manusia, melibatkan penggunaan pengaruh, dan digunakan untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memengaruhi orang lain guna mencapai tujuan organisasi.
B. Kepemimpinan masa kini
Konsep kepemimpinan berubah seiring berubahanya organisasi. Teknologi, kondisi ekonomi, kondisi tenaga kerja, serta nilai-nilai social dan budaya sepanjang masa semuanya memainkan peranan. Hal menarik tentang kepemimpinan masa kini adalah “ pendekatan postheroic “ yang mengutamakan tindakan-tindakan subtil, tidak kasat mata, dansering tanpa pamrih dilakukan ssetiap hari oleh para pemimpin, bukan prestasi hebat para pahlawan bisnis kenamaan.
1. Kepemimpinan tingkat 5
Ciri penting tingkat 5 adalah hamper hilangnya ego, dibarengi dengan tekad kuat untuk melakukan yang terbaik bagi organisasi. Berseberangan dengan konsep pemimpin besar sebagai pribadi hebat dengan ego dan ambisi besar, pemimpin tingkat 5 sering pendiam dan apa adanya.
2. Kepemimpinan interaktif
Fokus untuk menekan ambisi pribadi dan membangun potensi orang lain juga merupakan cirri utama kepemimpinan interaktif. Kepemimpinan interaktif berarti bahwa pemimpin lebih menyukai proses konsensual dan kolaboratif, serta pengaruh muncul lewat hubungan, bukan kekuasaan posisi dan kewenangan formal.
C. Karakter kepemimpinan
Berbagai upaya awal untuk memahami kesuksesan kepemimpinan berfokus kepada karakter pemimpin. Karakter adalah cirri pribadi pemimpin yang menonjol, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan bahkan penampilan. Karakter pribadi mereka, karakter fisik, social, dan yang berhubungan dengan pekerjaan mereka juga diteliti.
D. Pendekatan perilaku
Dua perilaku kepemimpinan utama yang dianggap penting bagi kepemimpinan adalah perilaku berorientasi tugas dan perilaku berorientasimanusia. Kedua metakategori ini, atau kategori perilaku secara luas, terbukti berhubungan dengan kepemimpinan efektif di berbagai situasi dan waktu. Program penelitian penting terhadap perilaku kepemimpinan dilakukan di Ochio State University, University of Michigan, dan University of Texas.
1. Penelitian Ochio State
Para peneliti di the Ochio State University menyurvei para pemimpinuntuk meneliti ratusan dimensi perilaku pemimpin. Mereka mengidentifikasi dua perilaku utama : pertimbangan dan struktur permulaan. Pertimbangan masuk ke kategori perilaku berorietasi manusia dan berarti sejauh mana sang pemimpin memikirkan bawahan, menghargai pikiran dan perassaan mereka, dan membangun rasa saling percaya. Para pemimpin yang penuh pertimbangan bersifat ramah, memberikan komunikasi terbuka, membangun kerja sama, dan berorientasi kepada kesejahteraan bawahan mereka. Struktur permulaan adalah kadar perilaku tugas, yaitu sejauh mana sang pemimpin berorientasi tugas dan mengarahkan pekerjaan bawahannya untuk mencapai tujuan. Para pemimpin dengan gaya ini biasanya memberikan instruksi, menggunakan waktu untuk perencanaan, menekankan tenggat waktu, dan memberikan jadwal pekerjaan yang tegas. Pertimbangan dan struktur permulaan saling terpisah, yaitu yang berarti seorang pemimpin dengan pertimbangan tinggi dapat memiliki struktur permulaan tinggi atau rendah.
2. Penelitian Michigan
Supervisor paling efektif adalah mereka yang mengutamakan kebutuhan manusiawi bawahannya untuk untuk “ membangun kelompok kerja efektif dengan tujuan berkinerja tinggi”. Para peneliti Universitas Michigan menggunakan istilah pemimpin berorientasi pegawai untuk menyebutkan pemimpin yang menetapkan tujuan berkinerja tinggidan menampilkan perilaku suportif terhadap bawahan mereka. Pemimpin yang paling tidak efektif desebut pemimpin berorientasi tugas, yaitu mereka yang cendderung lebih memperhatikan pemenuhan jadwal, penghematan biaya, dan efisiensi produksi daripada pencapaian tujuan dan kebutuhan manusiawi.
3. Kisi-kisi kepemimpinan
Dengan menggunakan hasil penelitian di Ochio State denga Michigan, Blake dan Mouton dari University Texas menggagas teori sdua dimensi yang disebut kisi-kisi manajerial, yang kemudian diubah oleh Blake dan McCanse menjadi Kisi-kisi kepemimpinan.
E. Pendekatan kontingensi
1. Teori situasional Hersey dan Blanchard
-         Karakteristik pengikut dan menentukan perilaku kepemimpinan yang tepat.
-         Mengadopsi salah satu dari empat gaya kepemimpinan
2. Teori kontingensi fiedler
-        Pemimpin menerapkan gaya ke situasi organisasi
-        Adalah situasi yang menguntungkan pada menguntungkan dengan gaya pemimpppin
F. Pengganti kepemimpinan
Pengganti kepemimpinan menyebabkan gaya kepemimpinan menyebabkan gaya kepemimpinan tidak diperlukan lagi. Contohnya, bawahan yang sangat professional yang tahu cara mengerjakan tugas mereka tidak memerlukan pemimpin yang memberitahukan struktur kepada mereka dan yang harus mereka lakukan.
G. Kepemimpinan karismatik dan transformasional
1. Kepemimpinan karismatik dan visioner
Pemimpin karismatik mampu menginspirasi dan memotivasi orang untuk melakukan sesuatu melebihi kemampuannya, meski dihadapkan dengan halangan dan pengorbanan pribadi. Dampak karismatik biasanya muncul setelah :
a. Menyatakan visi mulia yang dirasakan oleh semua pegawai
b. Menampilkan kemampuan memahami dan beremmpati terhadap pengikut
c. Memberdayakan dan memercayai bawahan untuk mencapai hasil
Pemimpin karismatik cenderung sulit ditebak karena mereka menciptakan atmosfer perubahan, dan mereka dapat terobsesi dengan ide-ide visioner yang menggairahkan, menstimulasi, dan mendorong orang lain untuk bekerja keras.
2. Kepemimpinan transformasional versus kepemimpinan transaksional
Pemimpinan transformasional mirip pemimpin karismatik, namun mereka dibedakan oleh kemampuan istimewa mereka untuk memunculkan inovasi dan perubahan dengan mengakui kebutuhan dan kepentingan pengikut mereka, membantu mereka memandang masalah lama dengan cara baru, dan mendorong mereka untuk mempertanyakan status quo. Pemimpin transaksional memperjelas peran dan persyaratan tugas bawahan, memelapori stryktur, membrikan imbalan yang sesuai, dan mencoba memahami dan memenuhi kebutuhan social bawahan. Pemimpin transformasional mampu memimpin perubahan misi, strategi, struktur, dan budaya di organisasi, di samping mendorong inovasi di bidang produk dan teknologi.
3. Kepemimpinan sebagai pelayanan
a. Kepemimpinan abdi
Konsep kepemimpinan abdi yang digagas pertama kali oleh Robert Greenleaf di tahun 1970 ini kembali menerima sorotan selama beberapa tahun belakanan dengan banyaknya perusahaan yang bangkit dari skandal etika dan bersaing untuk menarik dan mempertahankan bakat-bakat terbaik. Pemimpin abdi melampoi kepentingan diri mereka sendiri untuk melayani orang lain dari organisasi. Mereka bekerja pada dua tingkat : untuk pemenuhan tujuan dan kebutuhan bawahan mereka, dan perwujudan tujuan atau misi lebih besar dari organisassi mereka. Pemimpin abdi banyak bekerja di organisasi nonprofit karena memberikan cara alamiah bagi mereka menerapkan dorongan kepemimpinan dan keahlian untuk melayani orang lain.
b. Kepemimpinan moral
Kepemimpinan moral melakukan hal yang benar. Ini berarti memperlihatkan perilaku adil, jujur, baik, dan patut dalam melaksanakan kepemimpinan. Jelas bahwa kepemimpinan moral memerlukan keberanian, yaitu kemampuan untuk menghadapi rasa takut dan bertindak menurut nilai-nilai dan nurani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar